Selasa, 16 Maret 2010

BERHARGA DI MATA ALLAH

"Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu". (Yes 43:4)

Allah sangat menghargai bangsa Israel meskipun mereka sedang dibuang di tanah Babel. Bagi Allah harga kita melebihi bangsa-bangsa (tidak ternilai) sehingga Ia mau memberikan AnakNya yg Tunggal untuk menebus dosa kita dan membayar lunas dengan darah-Nya.

Lalu mengapa banyak manusia masih merasa dirinya tidak berharga. Mari kita bahas dengan meng-umpama-kan harga diri manusia dengan harga suatu barang / produk. Menurut Manajemen Pemasaran setidaknya ada empat faktor yg membuat suatu barang / produk menjadi kurang berharga, yaitu :

a. Tidak punya keistimewaan (ombyokan)
Mis. produk Handphone yang hanya dapat untuk berkomunikasi secara konvensional (seperti telepon biasa) tidak akan diberi harga yang mahal karena sudah umum / ombyokan. Beda dg. Hp. yang ada Cameranya, ada Video Recordernya, bisa MMS, internet, dsb. akan lebih mahal.
Penjelasan : Seringkali manusia merasa tidak punya keistimewaan / ombyokan. Yefta (Hak. 11 : 1-3) diusir karena ayahnya sudah punya banyak isteri dan anak lelaki. Yefta dianggap tidak istimewa / sudah ombyokan oleh keluarganya.
Aplikasi :
- Ortu yang punya banyak anak, menganggap anaknya ombyokan, bahkan pembawa sial (karena menambah beban keluarga), akibatnya mau digugurkan atau setidaknya dideskriminasi (karena dianggap anak sial). Di panti asuhan sering dijumpai anak yang salah satu atau kedua matanya cacat, ternyata karena waktu bayi dibuang ortunya di tempat sampah, lalu matanya dikerubung lalat sampai cacat.
- Ortu yang menganggap sejak anaknya lahir semakin sulit kondisi ekonomi / keluarganya terkadang memberi nama anaknya : Sudi Prihatin. Atau anak yang tidak diharapkan karena “kebobolan” diberi nama Minah Mbrojolwati. Seakan anak yang tidak diharapkan.
Akibatnya : Menjadi tertolak, berontak kpd keluarga & Tuhan à berwatak keras, kadang kriminal.
Firman : Mazmur 27 : 10 à bagi Allah kita istimewa, bukan ombyokan & tetap welcome di hadapanNya. Bagi orang lain mungkin foto kita tidak istimewa, bahkan mungkin tidak ada yang mau menyimpan foto kita, tetapi Allah selalu membawa foto kita di telapak tangan-Nya (Yes. 49 : 16).

b. Tidak dapat dimanfaatkan
Mis. Merek Handphone yang terkenal sering macet (hang) sehingga tidak dapat dimanfaatkan dengan optimal, pastinya harganya rendah.
Penjelasan : Seringkali manusia merasa tidak bermanfaat lagi. Mefiboset (II Sam. 9 : 5-8) merasa dirinya “anjing mati” alias tidak berguna, karena keluarganya (Saul) sudah kehilangan kekuasaan (sudah tidak dapat dimanfaatkan) dan dia sendiri cacat (tidak ada manfaatnya).
Aplikasi :
- Banyak ortu kono mempunyai prinsip “banyak anak banyak rejeki” sehingga anak harus dapat dimanfaatkan. Akibatnya anak sering dibanding-bandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain yang dianggap lebih bermanfaat.
- Seseorang yang memiliki kelemahan yang cukup menonjol (fisik atau mental yg ekstrim), sehingga sering diejek. Jika orang tersebut hanya memikirkan kelemahannya melulu maka dia akan merasa dirinya tidak bermanfaat lagi.
Akibatnya : Menjadi rendah diri, tidak berani mengaktualisasikan diri, tidak berani mengekspresikan cinta / perhatian pada orang lain / lawan jenis & menyalahkan Tuhan (dianggap tidak adil)
Firman : I Kor. 1 : 27-29 à kekuatan kita hanya dari Allah, sehingga tidak ada yg memegahkan diri sendiri. Seberapapun banyak kelemahan kita, jika kita merendahkan hati di hadapan Allah, maka Allah dapat menjadikan hidup kita bermanfaat bagi kemuliaan-Nya.

c. Tidak bergengsi
Mis. Handphone bermerek terkenal dianggap lebih bergengsi sehingga harganya lebih mahal daripada Hp. yang mereknya tidak terkenal.
Penjelasan : Seringkali manusia kuatir / cemas jika popularitasnya menurun karena mengurangi gengsinya. Saul (I Sam. 18: 6-9) cemas karena popularitasannya dikalahkan Daud, merasa dirinya kurang bergengsi.
Aplikasi :
- Mahasiswa merasa cemas karena prestasinya turun, entah di bidang akademik atau non-akademik, karena popularitasnya mulai menurun (tidak lagi dipuji teman-temannya)
- Kepahitan akibat ditolak cintanya / diputus pacar / ditinggal selingkuh, karena berarti dirinya kalah bersaing dalam percintaan.
Akibatnya : Menjadi takut / enggan untuk mencoba lagi / menghadapi tantangan baru. Penuh rasa iri hati akibat persaingan.
Firman : I Sam 16 : 7 à bagi Allah hati itu lebih berharga daripada popularitas. Yesus sendiri tidak berusaha bersaing,. Ia memiliki posisi sebagai Allah namun rela turun jadi manusia, lalu turun jadi hamba, turun jadi terpidana (hukuman Salib) bahkan mati di kayu Salib (seakan-akan prestasinya turun terus). Bagi Allah ketaatan dan ketulusan hati jauh lebih penting daripada prestasi apapun.

d. Tidak dapat dipercaya lagi
Mis. Merek Handphone tertentu yang dipromosikan bergaransi dua tahun, tapi pada faktanya banyak konsumen merasa tidak mendapat ganti garansi seperti yang dijanjikan à tidak dipercaya lagi.
Penjelasan : Banyak manusia merasa dirinya gagal dan tidak layak untuk dipercaya lagi. Petrus (Mar. 14 : 72) sudah berkali-kali ditegur oleh Yesus, puncaknya ketika Dia menyangkal Yesus (padahal sebelumnya dia sudah sesumbar tidak akan meninggalkan Yesus), sehingga merasa dirinya gagal dan tidak dapat dipercaya lagi oleh Yesus dan rasul-2 yang lain.
Aplikasi :
- Mahasiswa yang dulunya aktif pelayanan, lalu berzinah, bahkan sampai hamil à merasa gagal
- Dulunya Hamba Tuhan terkenal, lalu ketahuan kalau homoseks à merasa tidak dapat dipercaya
- Dulunya anak baik-baik dari keluarga terhormat, lalu terlibat narkoba dan memalukan keluarga.
Akibatnya : Menjadi malu dan enggan untuk berkumpul lagi dengan teman-teman seiman. Bahkan merasa tidak layak untuk berdoa (karena merasa dosanya sulit diampuni).
Firman :
Yes. 1 : 18 à Yesus sanggup & mau mengampuni dosa-dosa kita sebesar apapun, asal kita mengakui
Mrk. 16 : 7 à Yesus tetap menyebut nama Petrus secara khusus, artinya Ia juga tetap mempercayai kita meskipun kita pernah gagal seperti Petrus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar