Senin, 22 Maret 2010

ORANG INDONESIA itu PINTAR, mengapa MINDER ?!?!

Globalisasi & pasar bebas dapat menjadi "ancaman" bagi sebagian anak muda Indonesia, terutama bagi mereka yang merasa kalah pintar dibandingkan orang-orang Jepang, Amerika, dsb. Mereka merasa seakan-akan orang Indonesia memiliki tingkat inteligensi (IQ) yang lebih rendah dibandingkan mereka yang berasal dari negara maju, sehingga muncul perasaan MINDER bahkan mulai kehilangan motivasi untuk berjuang demi masa depan.

Sabtu lalu (22 Mar 2010) ketika mengikuti Kongres Himpunan Psikologi Indonesia di Solo, saya terkesima mendengar presentasi Bp. Dr. Ishadi, mantan Direktur TVRI yg sekarang jadi Komisaris TRANS-TV & TRANS-7. Beliau mengungkapkan data-data yang menunjukkan bahwa ternyata tidak sedikit anak-anak muda Indonesia yang cerdas, berprestasi luar biasa dan dapat menjadi berkat sampai di tingkat internasional. Bacalah cuplikan presentasinya berikut ini:

•Bulan Agustus 2005, Prof. Yohanes Surya melakukan penelitian acak diantara 27 SMU Negeri dan 17 SMU Swasta di Jakarta. Hasilnya dari 1,500 siswa yang diteliti, 300 siswa mempunyai IQ 140, dari jumlah itu 44 siswa memiliki IQ 150 – melewati tingkat jenius. Ahli fisika dunia Albert Einstein yang memiliki IQ 150.
•November 2005, Prof. Yohanes lewat penelitian lain terhadap 400 siswa SMA kelas 1 Kabupaten Toba, Samosir, menemukan 6 orang dengan IQ 150 – super jenius.
•Tahun 1994, Prof. Yohanes Surya Ph.D., mulai memperkenalkan program Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) - sebuah usaha untuk menetaskan juara fisika di panggung dunia.
•Hasilnya: Tahun 2005, seorang mahasiswa jurusan Fisika ITB, Anike Nelce Bowaire, memperoleh penghargaan First to Nobel Prize in Physic dalam Kejuraan Fisika Dunia di A.S.
•Anike akan belajar di MIT – Massachusetts Institute Of Technology, A.S.
•Bulan September 2004, Andrey Awoitau, murid SMP kelas 1 di Papua ditemukan mempunyai bakat jenius. Oleh Prof. Yohanes, kemudian membawanya ke Jakarta. Setelah dilatih secara khusus selama 8 bulan, Andrey diikutkan pada kompetisi Olympiade Matematika Indonesia dan memperoleh Medali Perak. Delapan bulan berikutnya lewat berbagai pelatihan lanjutan, Andrey memperoleh Medali Emas dengan mengalahkan Ivan Christanto – Juara Dunia Olympiade Matematika.
•Yang paling terkenal adalah Yonathan Mailoa, siswa kelas 3 SMA Penabur BPK (IQ 153) yang pada bulan Juni 2006, merebut Medali Emas Fisika Dunia, setelah memenangkan kompetisi yang diikuti oleh 356 peserta dari 85 Negara. Mailoa sekarang melanjutkan kuliah di MIT - Massachusets Institute Of Technology, A.S.
•Bulan Juli 2007, Muhammad Firmansyah Kasim, murid kelas 1 SMU Negri Makasar (IQ 152) memperoleh dua medali emas: masing-masing untuk kejuaraan Olympiade Asia di China diikuti oleh 80 Negara dan Olympiade Dunia di Iran yang diikuti oleh 90 Negara.
•Sekarang ini ada 16 orang mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil gelar Ph.D. di Massachusetts Institute of Technology dan 11 mahasiswa di California Institute of Technology, yang rata-rata menjadi mahasiswa terbaik prestasinya.
•Tahun 2006 Suhandri ME, pakar Electrical Engineering lulusan dari Taiwan, selesai lulus menjadi Doktor langsung direkrut oleh Pentagon, Amerika Serikat untuk mengembangkan Sistim Kendali National Defense Security, Amerika Serikat
•Mahasiswa Indonesia lainnya Oki Gunawan PhD yang lulus cum laude dari Princeton Univeristy di bidang Quantum Computer tahun 2008. Begitu lulus langsung di rekrut oleh IBM Head Quater di New York untuk mengembangkan Quantum Computer. Oki adalah peraih Medali Olympiade Fisika Dunia Pertama di Indonesia tahun 1993. Lulus dari SMA 78, Jakarta tahun 1994. Ayahnya adalah seorang montir sepeda motor di salah satu jalan kecil di Jakarta.
•Ilustrasi lain Ari Rahmat yang akhir tahun lalu menyelesaikan pendidikan di Aachen Technische Hochschule, Jerman, sekarang bekerja di pabrik BMW dan sedang mengembangkan teknologi kendaraan dengan menggunakan air mineral – yang saat ini sudah dalam uji coba.
•Dr. Rizal Fajar satu dari delapan scientis Indonesia ikut serta merancang dan menerbangkan ”Probe” laboratorium ruang angkasa Amerika Serikat yang berhasil mendarat di Planet Mars pada tahun 1999.
•Prof. Nelson Tansu Ph.D, memperoleh gelar Professor Fisika pada umur 25 tahun dari Pennsylvania State University, hanya 10 tahun setelah lulus SMU Dr. Sutomo 1 Medan Sumatera Utara, Nelson menjadi Profesor termuda dalam sejarah perguruan tinggi di A.S.. Dia sekarang menjadi Profesor di Leigh University – Betlehem, Pensylvania Universitas yang sudah berdiri sejak 1805.
•Majalah Politik Terkemuka A.S. ”Foreign Policy”, (yang merupakan salah satu majalah jaringan Group ”Washington Post”,) - edisi Mei 2008, menempatkan Dr. Anis Baswedan yang sekarang Rektor Universitas Paramadina – sebagai salah satu dari “100 World Public intellectuals”, sejajar dengan Al Gore, Noam Chomsky, Francis Fukuyama, Umberto Eco, Lee Kuan Yew, sejarawan India - Ramachandra Guha dan Penulis Fareed Zakaria.
•Bulan April 2004, pada kejuaraan Fisika antar tujuh universitas paling prestigius didunia - Harvard University; University of California - Berkeley California; Princeton University; California Institute of Technology; Stanford University; Bremen University , MIT - Massachusetts Institute of Technology keluar sebagai juara setelah mengumpulkan penghargaan terbanyak. MIT mengirim 7 orang mahasiswa, 3 diantaranya mahasiswa Indonesia yang sedang belajar perguruan tinggi tersebut.
•Prof. Johny Setiawan yang bekerja di Max Planck Institute for Astronomy – satu-satunya astronomy non- Jerman di Institute itu – menemukan delapan planet di tata surya lain. Tiga diantaranya planet HD 47536c; HD 110014b dan HD 110014c, akan dipublikasikan tahun depan dalam jurnal astronomi.
•Rizal Fajar Hariadi peraih penghargaan TOFI 1991 – Sekarang mengambil program PhD di California Institute of Technology (Cal Tech.), peraih American Physics Society Award dengan penelitiannya tentang DNA : “DNA Structures Self-Assembled From Single Stranded DNA”.
•Mantan Presiden Habibie adalah seorang jenius yang lulus dari Perguruan Tinggi Rheinisch – Westfalische Technice Hohscule, Achen, Jerman dengan nilai Summa Cumlaude dibidang ”teknologi pesawat terbang” – Habibie menjadi doktor pertama di dunia yang memperoleh Summa Cumlaude di bidang itu. Prof. Habibie selama bermukim di Jerman menjadi warga negara kehormatan negara itu dan menjadi salah satu Vice President Pabrik Pesawat Terbang MBB – Messerschmitt Bolkow Blohm. Dialah yang menemukan rumus keretakan pesawat terbang. Penemuan itu sangat membantu upaya mendisain pesawat penumpang raksasa yang dibuat di pabrik Boeing maupun Air Bus. Rumus nya dipakai untuk mendesain pesawat Jumbo Boeing 747 dan Boeing 777 serta Air Bus A380. Temuannya menyebabkan Habibie dikenal sebagai ”Mr. Crakers”. Habibie tahun 1976 merintis pendirian industri penerbangan IPTN (Industri Pesawat Terbang Nurtanio) di Bandung.
•Septinus George Saa dari Papua (lahir 22 September 1986) adalah seorang pemenang lomba First Step to Nobel Prize in Physics pada tahun 2004 dari Indonesia. Makalahnya berjudul Infinite Triangle and Hexagonal Lattice Networks of Identical Resisto.
•Surya Bonay dari Papua menjadi juara The First Step to Nobel Prize in Chemistry 2006.
•Andrey Awoitauw, dari Papua, berhasil meraih medali emas matematika Olimpiade Sains Nasional, mengalahkan juara dunia matematika, Ivan Kristanto, dari Jakarta.
•Annike Nelce Bowaire adalah pelajar SMUN 1 Serui di Papua, Indonesia yang berhasil meraih medali emas atas makalahnya yang berjudul Chaos in an Accelerated Rotating Horizontal Spring di lomba fisika dunia, The First Step to Nobel Prize in Physics (FS) pada tahun 2005. The First Step to Nobel Prize in Physics merupakan sebuah lomba yang berpusat di Warsawa, Polandia. Makalah Annike, adalah tentang gerakan chaos pada pegas yang diputar horisontal. Ide itu muncul pada Olimpiade Fisika 2004, di mana ketika melakukan gerakan horizontal tiba-tiba muncul chaos. Ide ini menarik Annike karena selama ini yang sudah diketahui barulah chaos pada pegas yang diputar vertikal. Dia adalah orang kedua dari Papua yang memperoleh prestasi itu setelah Septinus George Saa di tahun 2004.

Well, semoga data-data di atas membuat anak-anak muda Indonesia lebih bersemangat & tidak lagi merasa minder dalam berkompetisi di era globalisasi & pasar bebas.

Apalagi bagi kita yang mengandalkan Tuhan, karena I Korintus 1:27a berkata "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat".

Tuhan memberkati iman & perjoeangan anak muda Indonesia. MERDEKA !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar